Contoh Hasil Penelitian Kesehatan
Setelah sebelumnya saya memberikan Contoh Proposal Skripsi Keperawatan dan berbagai pembahasannya, baik mengenai kajian teori maupun tentang Metode Penelitian Kesehatan, kali ini kita akan berlanjut pada hasil penelitian. Sebagai salah satu bab penting dalam skripsi, hasil penelitian membahas secara tuntas mengenai hal yang telah diteliti. Berikut ini contohnya.
Contoh Hasil Penelitian Kesehatan
Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2002 sampai dengan 30 Desember 2002. Hasil penelitian ini mencakup tentang faktor-faktor (tingkat pendidikan, sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF, dan lingkungan) dan praktek pencegahan penyakit DHF di komplek Perumahan Lokojoyo, Desa Banyuputih, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Gambaran daerah penelitian yang mencakup karakteristik perumahan Lokojoyo, karakteristik penghuni Perumahan Lokojoyo, dan hasil penelitian tersebut akan dijelaskan melalui tabel distribusi frekuensi sesuai dengan variabel-variabel yang telah diteliti.
Gambaran daerah penelitian yang mencakup karakteristik perumahan Lokojoyo, karakteristik penghuni Perumahan Lokojoyo, dan hasil penelitian tersebut akan dijelaskan melalui tabel distribusi frekuensi sesuai dengan variabel-variabel yang telah diteliti.
5.1 Gambaran Daerah Penelitian
5.1.1. Karakteristik daerah penelitian
Desa Banyuputih memiliki keadaan geografis dengan luas wilayah meliputi empat pedukuhan yaitu; Dukuh Lokojoyo dimana Perumahan Lokojoyo tersebut berada, Dukuh Petamanan, Dukuh Sembung, dan Dukuh Jati. Desa Banyuputih termasuk wilayah kerja Puskesmas Limpung II. Puskesmas Limpung II ini meliputi tiga desa untuk wilayah kerjanya yaitu Desa Mojo, Desa Sengon, dan Desa Banyuputih sendiri.
Sarana komunikasi, perhubungan, dan kepadatan penduduk dalam suatu wilayah Desa Banyuputih tidak sama, sehingga tidak semua penduduk mendapat pelayanan kesehatan atau informasi tentang kesehatan yang sama. Batas-batas wilayah Desa Banyuputih dari arah timur sampai barat merupakan jalur lalu-lintas pantura mulai dari Dukuh Sembung sampai Dukuh Petamanan, sedangkan batas paling selatan adalah Dukuh Lokojoyo dimana komplek Perumahan Lokojoyo berada dan batas paling utara merupakan Dukuh Jati. Luas wilayah Desa Banyuputih adalah 875.346 hektar dengan jumlah penduduknya 4.530 jiwa yang tersebar di berbagai pedukuhan.
Komplek Perumahan Lokojoyo merupakan tempat hunian yang baru, yang mulai ditempati pada awal bulan Februari 2000. Luas wilayah perumahan ini kurang lebih 1 hektar dengan ketinggian dataran sekitar 1000 meter diatas permukaan laut. Perumahan ini terdapat 80 rumah dan beberapa rumah penduduk asli yang letaknya tidak dibatasi oleh tembok pemisah.
Bangunan Perumahan Lokojoyo sebagian besar mempunyai bentuk arsitektur yang sama dengan jarak rumah yang berhimpitan dan luas halaman yang sempit sedangkan tipe rumah yang ada di komplek Perumahan Lokojoyo adalah tipe 36, 45, dan beberapa rumah yang mempunyai ukuran lebih luas dengan bentuk arsitektur yang berbeda. Pusat pelayanan kesehatan, pendidikan, dan tempat ibadah letaknya tidak terlalu jauh dari perumahan tersebut dan mudah dijangkau dengan sarana transportasi yang ada.
5.1.2. Karakteristik penghuni Perumahan Lokojoyo
Perumahan Lokojoyo dibawahi oleh ketua RT 05 yang termasuk dalam RW 02 dan bertanggung jawab terhadap warga yang tinggal di daerah tersebut. Semua warga mempunyai rasa tanggung jawab terhadap lingkungannya, hal ini terlihat dengan adanya kelompok-kelompok dalam menjaga kebersihan lingkungan, adanya perkumpulan di bidang keagamaan yang rutin diadakan, dan hubungan antar warga yang baik. Contoh Hasil penelitian Skripsi Kesehatan
Penghuni perumahan ini sebanyak 221 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 80 orang. Berdasarkan dari rumus Azwar. A jumlah populasi yang diambil adalah 80 kepala keluarga, sehingga jumlah sampel yang penulis tetapkan berdasarkan rumus tersebut adalah 66 kepala keluarga.
5.2. Hasil Penelitian
5.2.1. Data umum
Dari ke 66 orang yang menjadi responden dalam sampel penelitian ini akan dijelaskan melalui tabel distribusi frekuensi berikut ini:
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden menurut tingkat pendidikan masyarakat di komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.
Tingkat
pendidikan
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
SD
|
0
|
0
|
SLTP
|
10
|
15.2
|
SLTA
|
40
|
60.6
|
PT
|
16
|
24.2
|
JUMLAH
|
66
|
100
|
Bila dilihat dari tingkat pendidikan, tabel 5.1 memberikan gambaran bahwa tingkat pendidikan responden mayoritas adalah tamatan SLTA sebanyak 40 orang (60,6%), tamatan perguruan tinggi 16 orang (24.2%), tamatan SLTP 10 orang (15.2%), sedangkan yang tamatan SD tidak ada.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden menurut sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF di komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden menurut sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF di komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.
Sikap dan
pengetahuan tentang penyakit DHF
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
Kurang
|
1
|
1,5
|
Cukup
|
10
|
15,2
|
Baik
|
55
|
83,3
|
Jumlah
|
66
|
100
|
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden sikap dan pengetahuan mengenai penyakit DHF baik berjumlah 55 orang (83%), sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF cukup 10 orang (15,2), sedangkan sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF kurang 1 orang (1.5%).
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi menurut lingkungan masyarakat di komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.
Lingkungan
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
Kurang
|
1
|
1,5
|
Cukup
|
8
|
12,1
|
Baik
|
57
|
86,3
|
Jumlah
|
66
|
100
|
Seperti terlihat pada tabel 5.3 lebih dari separo responden mempunyai lingkungan baik 57 orang (84,8%), lingkungan cukup 8 orang (12,1%), dan hanya 1 orang (1,5%) yang mempunyai lingkungan kurang.
Tabel 5.7 Hubungan lingkungan tempat tinggal dengan praktek pencegahan penyakit DHF di komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.
Seperti
terlihat pada tabel 5.7 lingkungan tempat tinggal dari 66 orang
responden mempunyai lingkungan baik sebanyak 57 orang dengan
melaksanakan praktek pencegahan penyakit DHF baik 51 orang, lingkungan
cukup 8 orang dengan pelaksanaan praktek pencegahan penyakit DHF cukup 4
orang, dan lingkungan kurang 1 orang dengan tidak ada praktek
pencegahan yang kurang. Hasil perhitungan uji regresi linear dengan
tingkat signifikan ditemukan P = 0,000 dan pearson correlation adalah
0,740.
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi menurut praktek pencegahan penyakit DHF di komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.
Praktek
pencegahan penyakit DHF
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
Kurang
|
4
|
6,1
|
Cukup
|
11
|
16,7
|
Baik
|
51
|
77,3
|
Jumlah
|
66
|
100
|
Tabel
5.4 menunjukkan bahwa praktek pencegahan penyakit DHF di komplek
Perumahan Lokojoyo baik sebanyak 51 orang (77,3%), praktek pencegahan
penyakit DHF cukup berjumlah 11 orang (16,7%), dan praktek pencegahan
penyakit DHF kurang 4 orang (6,1%).
5.1.1 Data khusus
Menyajikan data silang yang menggambarkan hubungan antara faktor tingkat pendidikan, sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF, serta lingkungan tempat tinggal dengan praktek pencegahan penyakit DHF.
Tabel. 5.5 Hubungan tingkat pendidikan dengan praktek pencegahan penyakit DHF di komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.
Pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dari 66 responden
mayoritas SLTA 40 orang dengan praktek pencegahan penyakit DHF baik
sebanyak 35 orang, responden tamatan SLTP berjumlah 10 orang dengan
praktek pencegahan penyakit DHF cukup 6 orang, sedangkan tamatan
perguruan tinggi sebanyak 16 melakukan praktek pencegahan penyakit DHF
baik berjumlah 16 orang. Dilihat dari hasil perhitungan uji pearson
correlation menunjukkan pearson correlation = 0,672 dan tingkat
signifikan pearson correlation.
Tabel 5.6 Hubungan sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF dengan praktek pencegahan penyakit DHF di komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.
Berdasarkan
tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa dari 66 responden dengan faktor
sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF baik sebanyak 55 orang,
dengan melakukan praktek pencegahan penyakit DHF baik 49 orang, sikap
dan pengetahuan tentang penyakit DHF cukup 10 orang dengan praktek
pencegahan penyakit DHF baik 2 orang, dan sikap dan pengetahuan kurang 1
orang dengan praktek pencegahan penyakit DHF kurang tidak ada. Hasil
perhitungan uji pearson correlation dihasilkan tingkat signifikan P =
0,000 dan pearson correlation adalah 0,724.
5.1.1 Data khusus
Menyajikan data silang yang menggambarkan hubungan antara faktor tingkat pendidikan, sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF, serta lingkungan tempat tinggal dengan praktek pencegahan penyakit DHF.
Tabel. 5.5 Hubungan tingkat pendidikan dengan praktek pencegahan penyakit DHF di komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.
Tingkat Pendidikan
|
Praktek Pencegahan Penyakit DHF
|
Jumlah
|
||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
||
SD
|
|
|
|
|
SLTP
|
|
6
|
4
|
10
|
SLTA
|
35
|
5
|
|
40
|
PT
|
16
|
|
|
16
|
Jumlah
|
51
|
11
|
4
|
|
r = 0,672 dan P
= 0,000
|
Tabel 5.6 Hubungan sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF dengan praktek pencegahan penyakit DHF di komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.
Sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF
|
Praktek Pencegahan Penyakit DHF
|
Jumlah
|
||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
||
Kurang
|
|
|
1
|
1
|
Cukup
|
2
|
5
|
3
|
10
|
Baik
|
49
|
6
|
|
55
|
Jumlah
|
51
|
11
|
4
|
66
|
r = 0,724 dan P
= 0,000
|
Tabel 5.7 Hubungan lingkungan tempat tinggal dengan praktek pencegahan penyakit DHF di komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.
Lingkungan
|
Praktek Pencegahan Penyakit DHF
|
Jumlah
|
||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
||
Kurang
|
|
1
|
|
1
|
Cukup
|
|
4
|
4
|
8
|
Baik
|
51
|
6
|
|
57
|
Jumlah
|
51
|
11
|
4
|
66
|
r = 0,740
dan P = 0,000
|
Semoga bermanfaat ... Jangan lupa untuk membaca tentang Makalah Demam Berdarah