Makalah Demam Berdarah | Demam Berdarah dan Penanggulangannya

Makalah Demam Berdarah. Demam Berdarah Dengue (DHF) di Indonesia, pertama kali dicurigai berjangkit di Surabaya pada tahun 1968, tetapi kepastian visologik baru diperoleh pada tahun 1970. DHF pada orang dewasa dilaporkan pertama kali oleh Swadana 1970 yang kemudian secara drastis meningkat dan menyebar ke seluruh dati I di Indonesia.
Data yang terkumpul dari tahun 1968-1993 menunjukkan DHF dilaporkan terbanyak terjadi pada tahun 1973 dan pasien dengan usia pada umumnya dibawah 15 tahun. Penelitian pusat pendidikan di Jakarta, Semarang, Jogyakarta, dan Surabaya menunjukkan bahwa DHF dan DSS juga ditemukan pada usia dewasa dan terdapat kecenderungan peningkatan jumlah pasiennya.
Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah yang penduduknya dan jarak antara rumahnya berdekatan serta kebiasaan aedes aegypti betina yang menggigit secara berulang. Semakin lancarnya hubungan lalu lintas, kota-kota kecil atau daerah semi urban dekat kota besar pada saat ini mudah terserang, akibat penyebaran penyakit dari suatu sumber di kota besar. (Hendrawan, 1999).

Penyebab Demam Berdarah

Virus dengue tergolong dalam famili flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe dengue 1 dan 2 yang ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II sedang dengue 3 dan 4  ditemukan pada saat wabah di Filipina pada tahun 1953 – 1954 virus dengue berbentuk batang, bersifat termolabil dan stabil pada suhu 70°C. Keempat serotipe telah ditemukan pada pasien-pasien di Indonesia. Dengue tipe 3 merupakan serotipe yang paling banyak ditemukan di Indonesia. (Hendrawan, 1999).
Gambaran klinis
Gambaran klinis amat bervariasi, dari yang amat ringan hingga yang berat, pada dengue fever suhu meningkat tiba-tiba, disertai sakit kepada, nyeri yang hebat pada otot dan tulang, mual muntah dan batuk ringan, sekitar mata mungkin ditemukan pembengkakan, infeksi konjungtiva, lakrimasi, dan fotofobia.
Awal demam terlihat pada muka dan dada yang berlangsung selama beberapa jam dan biasanya tidak diperhatikan pasien. Ruam berikutnya mulai hari ke-3 sampai hari ke-6, mula-mula berbentuk makula-makula besar yang kemudian bersatu dan muncul kembali serta kemudian timbul kembali bercak-bercak ptekia pada dasarnya. Hal ini terlihat pada lengan dan kaki, kemudian menjalar ke seluruh tubuh.
Pemeriksaan fisik pasien dengue fever hampir tidak ditemukan kelainan, nadi pasien mula-mula cepat dan menjadi normal atau lebih lambat pada hari ke-4 dan  ke-5, bradikardia dapat menetap untuk beberapa hari dalam masa penyembuhan.
Pada DHF gejala perdarahan dimulai hari ke-3 atau ke-5 berupa ptekia, purpura, ekimosis, hematomisis, melena, dan epistaksis. Hati umumnya membesar dan nyeri tekan tetap serta pembesaran hati tidak sesuai dengan beratnya penyakit.
Pada pasien DSS gejala renjatan ditandai dengan kulit yang terasa lembab dan dingin serta sianosis perifer yang terutama tampak pada ujung hidung, jari-jari tangan dan dijumpai pula penurunan tekanan darah, renjatan biasanya terjadi pada waktu demam atau saat demam turun antara hari ke-3 dan hari ke-7.
Kriteria klinis demam dengue adalah :
  1. Suhu badan yang tiba-tiba meninggi
  2. Demam yang berlangsung hanya beberapa hari
  3. Kurva demam menyerupai pelana kuda
  4. Nyeri tekan terutama pada otot-otot dan persendian
  5. Adanya ruam-ruam pada kulit
  6. Leokopenia.
Derajat beratnya penyakit DHF secara klinis dibagi menjadi :
  1. Derajat I yaitu demam mendadak 2 - 7 hari disertai gejala klinis lain dengan manifestasi perdarahan ringan yaitu uji tournioquet positif
  2. Derajat II yaitu ditemukan perdarahan kulit dan manifestasi perdarahan lain.
  3. Derajat III yaitu ditemukan tanda-tanda dini renjatan
  4. Derajat IV yaitu ditemukan DSS dengan tensi dan nadi yang tidak terukur.
Bagaimana, dah cukup jelas tentang Demam Berdarah ini? Baca juga tentang Proposal Skripsi Keperawatan

Subscribe to receive free email updates: