Pengertian, Sifat Mutu Asuhan Keperawatan

Hi sahabat Alwan Blog ... Sebelumnya saya telah membahas mengenai Pengertian Kualitas dan Contoh Pembahasan Penelitian Skripsi Keperawatan. Kali ini saya akan berbagi beberapa hal penting mengenai pengertian, sifat dan mutu asuhan keperawatan. Monggo dibaca .. Semoga bermanfaat.


Pengertian dan Sifat Asuhan Keperawatan

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang sangat menentukan dalam upaya kesehatan diberbagai tingkat pelayanan termasuk pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Huber (1996 ) dari hail penelitiannya melaporkan bahwa 90 % pelayanan yang diberikan di Rumah sakit adalah layanan keperawatan. Sedangkan menurut Nash et al ( 1994 ) ternyata 60% hingga 80 % pelayanan prefentif yang semula dilakukan oleh dokter, sebenarnya dapat dilaksanakan oleh perawat dengan kemampuan profesional dan menghasilkan kualitas pelayanan yang sama.
Tentunya penerimann terhadap hasil peneliian tersebut memerlukan persamaan persepsi tentang pengertian keperawatan, pelayanan keperawatan, asuhan keperawatan dalam konteks keperawatan sebagai suatu profesi.
Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio- psiko- sosiokultural- spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan.

Mutu Asuhan Keperawatan

Mutu asuhan adalah suatu keselarasan antar perawatan aktual dan kriteria yang telah dibentuk sebelumnya ( Donabedian, 1970 ). Pada 1966 dia juga mengutarakan bahwa mutu asuhan mempunyai tiga komponen yang terdiri dari aspek teknik, interpersonal dan organisasi.
Kualitas perawatan tekhnik berhubungan dengan kemampuan untuk mencapai hasil akhir yang memungkinkan dalam perawatan kesehatan. Aspek interpersonal perawatan kesehatan berkaitan dengan hubungan istimewa antar pasien dan praktisi, dan konteks pribadi yang dapat dipercaya dalam hubungan yang sedang berjalan tersebut. Aspek organisasi   dari mutu asuhan berkaitan berkaitan dengan fasilitas, yaitu kenyamanan, pemilihan waktu dan tempat yang tepat untuk pasien, sumberr dan latar belakang tempat perawatan dilaksanakan.
Maxwell (1984) mendefinisikan kualitas asuhan sebagai suatu usaha untuk memiliki enam dimensi yang perlu dipertahankan keseimbangannya, yaitu  :
Efektifitas, efisiensi, kesamaan, mudah dicapai, dapat diterima, dan sesuai dengan kebutuhan. Efektifitas artinya pelayanan mencapai keuntungan yang diinginkan utuk individu dan populasi. Efisiensi artinya sumber yang digunakan tidak terbuang untuk suatu jenis pelayanan atau untuk satu orang pasien sehingga merugikan pasien yang lain. Kesemaaan artinya ada pembagian yang adil untuk seluruuh populasi. Mudah dicapai artinya pelayanan tidak dibatasi dengan adanya jarak atau waktu yang tidak seharusnya. Dapat diterima artinya pelayanan yang disediakan salah satunya adalah untuk memuaskan harapan dari pasien, penyediaan pelayanan tersebut dan masyarakat. Sedangkan sesuai kebutuhan berarti pelayanan atau prosedur yang ada merupakan kebutuuhan yang sesungguuhnya dari individu atau populasi.
Djoko Wijono ( 1999 ) mengemukakan kualitas pelayanan dari beberapa sudut pandang ( perspektif ) : pasien, petugas kesehatan dan menejer, kualitas merupakan fokus sentral dari tiap upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Untuk pasien dan masyarakat, kualitas pelayan merupakan suatu empati, respek dan tanggap akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka, diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung. Pada umumnya mereka ingin pelayanan yang efektif dan mencegah penyakit, sehingga mereka beserta keluarganya sehat dan tanpa dapat melaksanakan tugas mereka sehari- hari tanpa gangguan fisik.
Untuk petugas kesehatan, mutu pelayanan berarti bebas melakukan sesuatu secara profesional untuk eningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan memenuhi standar yang baik.
Untuk menejer dan administator, mutu pelayanan tidak begitu berhubungan langsung dengan tugas mereka sehari- hari, namun tetap sama pentingnya. Kebutuham untuk supervisi, menejemen keuangan dan logistik, dan alokasi sumber daya yang terbatas sering mrmberikan tantangan yang tak terduka. Untuk menejer, fokus pada mutu akan mendorongnya untuk mengatur staf, pasien dan masyarakat dengan baik
Bagi yayasan dan pemilik rumah sakit, mutu dapat berarti memiliki tenaga profesional yang bermutu dan cukup. Pada umumnya pemilikiinstitusi mengharapkan efisiensi dan kewajaran penyelenggaraan pelayanan, minimal tidak merugikan dipandang dari berbagai aspek seperti tadanya pemborosan tenaga, peralatan, biaya, waktu dan sebagainya.
Terima kasih atas kunjungannya Bray. Semoga artikel ini bermanfaat. 

Subscribe to receive free email updates: